KABAR REGIONAL – LHOKSEUMAWE – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Korem 011/Lilawangsa melakukan langkah taktis untuk mengatasi ancaman krisis pangan di wilayah terisolir Provinsi Aceh. Sebanyak 10 ton beras didistribusikan secara darurat ke Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah guna merespons kelangkaan stok pangan pascabencana, Minggu (21/12/2025).
Inspektur Jenderal (Irjen) Kementan, Letjen TNI (Purn) Irham Waroihan, hadir langsung di Posko Korem 011/Lilawangsa untuk memimpin pelepasan bantuan tersebut. Ia menegaskan bahwa distribusi ini merupakan tindak lanjut arahan Pemerintah Pusat untuk memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat yang terdampak banjir dan kerusakan infrastruktur jalan.
“Negara harus hadir dalam situasi sesulit apa pun. Penyaluran bantuan ini adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mempercepat pemulihan ketersediaan logistik di wilayah yang saat ini akses distribusinya lumpuh,” ujar Irham Waroihan di Lhokseumawe.
Mobilisasi 100 Motor TNI Mengingat jalur utama yang terputus total bagi kendaraan roda empat, pemerintah menempuh cara nonkonvensional untuk menyalurkan bantuan. Kepala Staf Korem (Kasrem) 011/Lilawangsa, Letkol Inf Andi Ariyanto, mengerahkan sedikitnya 100 personel TNI yang menggunakan sepeda motor untuk menembus titik-titik terpencil.
“Setiap personel membawa beban 25 kilogram beras di pundak motor mereka untuk menjangkau medan yang sangat ekstrem dan terisolir. Kami distribusikan masing-masing 5 ton untuk Bener Meriah dan 5 ton untuk Aceh Tengah. Ini adalah misi kemanusiaan demi memastikan kebutuhan dasar warga tetap terpenuhi,” kata Letkol Inf Andi Ariyanto.
Selain melalui jalur darat yang menantang, Irham menambahkan bahwa Kementan dan Bapanas telah mengaktifkan jalur logistik udara. Pihaknya berkoordinasi dengan Lanud Sultan Iskandar Muda untuk mengirimkan tambahan 8 ton beras guna memperkuat cadangan pangan di wilayah dataran tinggi tersebut.

Pengawasan Ketat dan Integritas Di sisi lain, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan peringatan keras terkait akuntabilitas penyaluran bantuan ini. Ia memerintahkan tim gabungan Kementan dan Bapanas untuk mengawal logistik secara ketat, mulai dari keberangkatan dari Jakarta, proses bongkar muat di pelabuhan, hingga sampai ke tangan penerima manfaat.
“Semua proses kami kawal ketat. Saya tidak memberikan toleransi bagi penyalahgunaan. Jika ada indikasi korupsi dalam penyaluran bantuan ini, segera laporkan. Jika terbukti, saya pastikan oknum tersebut langsung saya pecat,” tegas Mentan Amran dalam pernyataan tertulisnya.
Operasi kemanusiaan ini merupakan hasil sinergi lintas lembaga antara Kementan, Bapanas, TNI, dan BNPB. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya mengatasi kelangkaan pangan dalam jangka pendek, tetapi juga menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan di Aceh selama masa pemulihan pascabencana.


