Pulau Pasir, yang sering disebut sebagai Ashmore Reef oleh masyarakat Australia, adalah salah satu destinasi alam yang menarik di Indonesia. Meskipun lokasinya berada di selatan Nusa Tenggara Timur (NTT), pulau ini memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri yang membuatnya menjadi tempat wisata yang patut dikunjungi. Dengan pasir putih yang menghiasi permukaannya dan air laut yang jernih, Pulau Pasir menawarkan pengalaman alam yang luar biasa bagi para penggemar wisata bahari.

Pulau Pasir tidak hanya menawarkan pemandangan yang indah, tetapi juga memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Di sekitar pulau terdapat berbagai jenis ikan, penyu, burung laut, dan bintang laut yang menjadi bagian dari ekosistem laut yang kaya akan kehidupan. Selain itu, pulau ini juga merupakan tempat yang sangat cocok untuk aktivitas seperti snorkeling dan berenang, karena air lautnya yang bersih dan dalamnya yang tidak terlalu dalam.

Meski Pulau Pasir memiliki keindahan alam yang luar biasa, status kepemilikannya masih menjadi perdebatan antara Indonesia dan Australia. Meskipun lokasinya lebih dekat dengan Pulau Rote di NTT, Pulau Pasir secara administratif termasuk dalam wilayah Australia. Namun, nelayan Indonesia masih diperbolehkan untuk melakukan aktivitas penangkapan ikan di sekitar pulau berdasarkan kesepakatan MoU yang telah ditandatangani antara kedua negara.

Jasa Penerbitan Buku dan ISBN

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang Pulau Pasir, mulai dari sejarahnya, keunikan alamnya, hingga potensi wisata yang dimilikinya. Kami juga akan menjelaskan mengapa Pulau Pasir menjadi topik yang menarik dan penting dalam konteks geografis dan politik Indonesia.

Sejarah Pulau Pasir

Pulau Pasir pertama kali ditemukan oleh Samuel Ashmore pada 11 Juni 1811. Awalnya, ia menamainya Hibernia Reef sesuai dengan nama kapalnya. Namun, seiring waktu, nama “Ashmore Reef” lebih umum digunakan, dan akhirnya menjadi dikenal sebagai Pulau Pasir.

Selama beberapa dekade, wilayah sekitar Pulau Pasir digunakan untuk penangkapan ikan paus oleh kapal-kapal Amerika pada tahun 1850-an. Di sebelah barat pulau, ditemukan sumber daya fosfat, yang mengakibatkan aktivitas penambangan pada abad ke-19. Pada tahun 1878, Inggris mengambil alih Pulau Pasir dan memanfaatkannya sebagai tempat penambangan fosfat di bagian baratnya. Kemudian, pada tahun 1942, wilayah ini diserahkan kepada Australia, mengingat Australia sebelumnya merupakan koloni Inggris.

Pada tahun 1933, Pulau Pasir secara resmi menjadi wilayah kekuasaan Inggris berdasarkan Ashmore and Cartier Acceptance Act. Kemudian, pada tahun 1942, wilayah ini masuk menjadi wilayah administrasi Negara Bagian Australia Barat. Meskipun secara geografis lebih dekat dengan Pulau Rote, yang merupakan bagian paling selatan Indonesia, Pulau Pasir belum pernah menjadi bagian dari Indonesia.

Keunikan Alami Pulau Pasir

Pulau Pasir memiliki keunikan alami yang membuatnya menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu hal yang paling menonjol adalah fenomena unik di mana tumpukan pasir putih hanya muncul saat air laut surut. Saat air laut pasang, pulau ini seolah menghilang, menyisakan keindahan yang tersembunyi di bawah permukaan laut. Fenomena ini menjadikan Pulau Pasir sebagai salah satu daya tarik utama di Belitung, menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Pasir putih yang berkilau di bawah sinar matahari adalah daya tarik utama dari Pulau Pasir Belitung. Pulau ini tidak memiliki pohon yang tumbuh, sehingga pemandangan yang tersaji benar-benar hamparan pasir putih yang luas. Jangan lupa untuk membawa topi atau pelindung kepala lainnya untuk melindungi diri dari terik matahari saat berkunjung.

Air laut yang jernih juga menjadi salah satu keistimewaan dari Pulau Pasir. Karena letaknya yang jauh dari pulau berpenghuni, air laut di sekitar Pulau Pasir sangat jernih. Kejernihan air ini membuat aktivitas berenang dan snorkeling menjadi pengalaman yang luar biasa. Dengan air laut yang segar dan mengundang, pastikan Anda membawa pakaian renang untuk menikmati sensasi berenang di perairan yang memukau ini.

Selain itu, Pulau Pasir juga dikenal sebagai habitat bagi banyak bintang laut. Wisatawan dapat dengan mudah menemukan dan berfoto dengan bintang laut ini. Namun, penting untuk selalu mengembalikan bintang laut ke habitatnya setelah berfoto agar ekosistem tetap terjaga.

Potensi Wisata Pulau Pasir

Pulau Pasir memiliki potensi wisata yang sangat besar, terutama dalam bidang pariwisata bahari dan alam. Aktivitas seperti snorkeling, berenang, dan fotografi menjadi favorit bagi para wisatawan yang datang ke pulau ini. Selain itu, Pulau Pasir juga bisa menjadi tempat yang ideal untuk aktivitas petualangan dan eksplorasi alam.

Perjalanan menuju Pulau Pasir dimulai dari Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dari sini, Anda harus terbang ke Bandar Udara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung. Setelah tiba di Tanjung Pandan, Anda bisa menyewa mobil atau taksi menuju Tanjung Kelayang, tempat penyedia penyeberangan laut. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 38 menit dengan jarak sekitar 32 km.

Biaya perjalanan dari Pangkal Pinang ke Pulau Belitung menggunakan pesawat sekitar Rp 431.700 per orang. Sewa mobil di Belitung berkisar Rp 300.000 per hari tanpa supir, atau Rp 100.000 sekali jalan dengan taksi dari bandara ke Tanjung Kelayang. Di Tanjung Kelayang, Anda bisa menyewa perahu atau kapal dengan berbagai ukuran, dengan harga sewa berkisar dari Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000, tergantung kapasitas dan jenis perahu.

Aktivitas menarik di Pulau Pasir meliputi fotografi dan bermain air, snorkeling, serta mencari bintang laut. Untuk pengalaman yang lebih nyaman, disarankan untuk mengunjungi pulau ini pada sore hari untuk menghindari terik matahari langsung, serta menghindari musim hujan agar pulau terlihat saat air surut.

Keanekaragaman Hayati Pulau Pasir

Pulau Pasir memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Kawasan pulau ini mempunyai keanekaragaman spesies dan habitat yang melimpah dengan 14 jenis ular laut, 433 jenis moluska, 70 jenis ikan yang teridentifikasi di daerah tersebut, serta 255 jenis terumbu karang. Di pulau ini juga menjadi area bertelur para penyu dan populasi burung yang berimigrasi. Beberapa jenis burung laut tersebut diantaranya burung laut jambul, burung tropis ekor putih, dan burung frigate. Binatang seperti dugong, berbagai cetacion, dan hiu paus kerap terlihat di sekitar pulau ini.

Salah satu gugus Pulau Pasir yang disebut sebagai Pulau Cartier memiliki ekosistem yang unik. Jenis terumbu karang di sekitarnya sangat beragam termasuk 547 spesies ikan yang teridentifikasi dan mewakili sekitar 16% dari spesies ikan Australia. Sementara itu, jenis tumbuhan yang hidup di Pulau Pasir sebagian besar berupa semak belukar dan herba, dengan pertumbuhan yang subur selama musim hujan.

Minyak dan Gas di Pulau Pasir

Pulau Pasir diketahui memiliki cadangan minyak dan gas alam yang melimpah, bahkan mencapai lima juta barel. Eksplorasi minyak dan gas juga ditemukan di kawasan itu. Oleh karena itu, pada September 2022, Yayasan Peduli Timur Barat (YPTB) bersama Australian Jubilee Research Centre mendesak Australia untuk menghentikan pengeboran minyak dan gas di perairan Pulau Pasir. Salah satu alasannya karena mereka khawatir peristiwa tahun 2009 silam terulang kembali, yaitu ketika satu kilang minyak Montara meledak dan memusnahkan ratusan hektare rumput laut para nelayan.

Situs Ramsar di Pulau Pasir

Di pulau ini terdapat Situs Ramsar yang merupakan tempat perjanjian konservasi lahan basah internasional. Nama tersebut terinspirasi dari tempat dimana perjanjian tersebut diselenggarakan, yakni di Iran pada Februari 1971 silam. Situs Ramsar sendiri terletak di dalam Ashmore Reef Marine Park. Taman Laut Australia lainnya dengan situs Ramsar di sekitarnya adalah Taman Laut Pantai Eighty Mile dan Taman Laut Teluk Roebuck.

Kesimpulan

Pulau Pasir adalah destinasi alam yang menarik di Indonesia. Dengan keunikan alamnya, keanekaragaman hayati yang luar biasa, dan potensi wisata yang besar, Pulau Pasir layak menjadi tujuan wisata bagi para pecinta alam dan petualang. Meskipun status kepemilikannya masih menjadi perdebatan antara Indonesia dan Australia, Pulau Pasir tetap menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi dan dinikmati. Dengan pengalaman liburan yang tak terlupakan, Pulau Pasir siap memberikan kesan yang mendalam bagi para pengunjungnya.

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer