Kabar Regional, Mahasiswa KKN-T Universitas Diponegoro IDBU 42 dengan Ketua Pelaksana Dr. Ir. Cahya Setya Utama, S.Pt., M.Si., IPM menggelar kegiatan edukatif bertema “Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan“, bertempat di Balai Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Kegiatan ini menyasar ibu-ibu PKK dan kader posyandu untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan dini kanker payudara dan kanker serviks.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 24 Juli 2025, bertempat di Balai Desa Sukorejo dengan pemateri oleh Devara Risang Syafindra, mahasiswa dari Jurusan Kedokteran. Dalam kegiatan tersebut, Devara menjelaskan bahwa kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian perempuan di Indonesia, terutama kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks). Ia mengajak para ibu untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri melalui langkah-langkah pencegahan seperti SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri), serta melakukan skrining rutin IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan Pap Smear.
“Kanker itu lebih baik dicegah daripada diobati. Deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa, terutama bagi perempuan yang berisiko. Dengan SADARI dan pemeriksaan IVA yang sederhana, kita sudah mengambil langkah besar untuk hidup lebih sehat,” jelas Devara.
Materi edukasi disampaikan secara visual dan interaktif agar mudah dipahami. Peserta diajak mengenali tanda-tanda awal kanker payudara seperti benjolan, perubahan bentuk payudara, atau keluarnya cairan tidak normal dari puting. Tak hanya itu, Devara juga menguraikan cara melakukan SADARI dalam 6 langkah mudah yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah setiap bulan.
Untuk kanker serviks, para peserta diberikan informasi mengenai pentingnya pemeriksaan IVA yang bisa dilakukan di puskesmas secara gratis. Pemeriksaan ini sangat penting karena infeksi Human Papilloma Virus (HPV), khususnya tipe 16 dan 18, menjadi penyebab 99,7% kanker serviks.
Ibu-ibu PKK terlihat antusias dan aktif bertanya, terutama soal waktu ideal melakukan SADARI dan bagaimana cara mendaftar IVA test di layanan kesehatan terdekat. Beberapa dari mereka bahkan mengaku baru tahu bahwa pemeriksaan Pap Smear sebaiknya dilakukan secara rutin setiap 3–5 tahun, sesuai dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan.
Ibu Eny selaku Ibu Lurah Desa Sukorejo turut memberikan respon positif terkait kegiatan ini. “Dengan adanya kegiatan penyuluhan dalam pencegahan dan deteksi dini kanker pada perempuan maka kita sebagai perempuan akan mendapatkan beberapa manfaat yaitu dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan dalam mendeteksi lebih dini terhadap penyakit kanker payudara maupun kanker serviks dan kita juga bisa mengetahui bagaimana cara mengurangi resiko terkena penyakit kanker.” ungkapnya.
Kegiatan ini sejalan dengan semangat literasi kesehatan masyarakat di era digital, di mana informasi medis bisa diakses dengan cara yang lebih mudah, namun tetap harus disertai dengan edukasi langsung oleh para ahli di bidangnya. Kolaborasi dengan ibu-ibu PKK dan kader posyandu dinilai efektif dalam menyampaikan pesan kesehatan secara masif dan berkelanjutan.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun budaya sadar deteksi dini di masyarakat pedesaan, agar jangka kejadian kanker pada perempuan dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat meningkat.
Sebagai penutup, Devara mengajak seluruh peserta untuk menjadi agen perubahan di keluarga masing-masing, mengedukasi anak, saudara, dan tetangga tentang pentingnya mengenali tubuh sendiri dan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi kanker sejak dini.
