Kabar Regional, Semarang, Mengabdi dengan hati, merawat tradisi. KKN TEMATIK 52 UPGRIS Desa Pagersari berpartisipasi aktif dalam serangkaian Haul Kyai Khajar: mulai dari Bedel Makam, Methoyo, hingga Tirakat dan Sedekah Bumi bersama warga. Mari lestarikan budaya dan kebersamaan!
Kelompok 52 KKN UPGRIS hadir di Desa Pagersari, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, dengan semangat pengabdian yang tidak hanya berfokus pada aspek akademik tetapi juga turut menjaga dan melestarikan budaya serta tradisi masyarakat. Mengusung tema “Mengabdi dengan Hati, Merawat Tradisi”, kelompok ini mengambil bagian dalam serangkaian kegiatan peringatan Haul Kyai Khajar, tokoh yang dihormati oleh masyarakat setempat. Haul ini menjadi momen penting yang sarat dengan nilai spiritual dan kebersamaan.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan Bedel Makam, yaitu gotong-royong membersihkan area makam Kyai Khajar. Para mahasiswa bersama warga membersihkan rumput liar, daun kering, dan sampah lainnya yang mengotori area makam. Jalan menuju makam juga diperbaiki agar lebih mudah diakses oleh para peziarah. Kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur tetapi juga sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan desa. Pak Sarmuji (Kadus Silowah), salah satu tokoh masyarakat setempat, menyampaikan apresiasinya terhadap partisipasi mahasiswa KKN. “Kegiatan Bedel Makam ini sangat penting untuk menjaga penghormatan kepada leluhur. Kami berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa yang dengan ikhlas membantu bersih-bersih makam bersama warga,” ujarnya.
Selain Bedel Makam, mahasiswa juga terlibat dalam kegiatan Methoyo, yaitu membersihkan mata air yang menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat Pagersari. Mata air yang terletak tidak jauh dari area makam dibersihkan dari lumut dan sampah organik. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan menjaga kelestarian sumber air bersih bagi kebutuhan warga sehari-hari. Pak Arifin, salah satu warga yang turut serta, menyampaikan harapannya, “Alhamdulillah, mata air jadi lebih bersih. Ini sangat membantu warga yang masih bergantung pada sumber air ini. Harapannya kegiatan Methoyo ini bisa terus berlanjut di masa depan.”
Sebagai bentuk penghayatan spiritual, kegiatan dilanjutkan dengan Tirakat dan Ngaji di makam Kyai Khajar. Para mahasiswa bersama warga desa mengikuti acara doa bersama dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Suasana khidmat terasa ketika doa-doa dipanjatkan untuk keselamatan desa serta keberkahan hidup bagi seluruh masyarakat. Ustaz Toat, yang memimpin doa, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjaga tradisi tetapi juga menjadi sarana refleksi spiritual bagi masyarakat. “Ini momen penuh makna. Selain menjaga tradisi, kami juga berharap kegiatan ini membawa keberkahan untuk Desa Pagersari. Terima kasih KKN TEMATIK 52 UPGRIS yang turut berdoa bersama,” ujarnya.
Puncak dari seluruh rangkaian kegiatan adalah Sedekah Bumi, yang merupakan tradisi tahunan sebagai wujud syukur masyarakat atas hasil panen dan rezeki yang telah diberikan Tuhan. Acara ini diisi dengan syukuran bersama dan berbagai hiburan tradisional yang semakin memeriahkan suasana desa. Kepala Desa Pagersari menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan mahasiswa KKN yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini. “Sedekah Bumi ini simbol kebersamaan dan rasa syukur kami kepada Tuhan. Kehadiran mahasiswa KKN membuat acara semakin semarak,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Kelompok 52 KKN UPGRIS telah menunjukkan bahwa pengabdian tidak hanya terbatas pada pelaksanaan program kerja akademik tetapi juga melibatkan upaya menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat. Partisipasi dalam rangkaian Haul Kyai Khajar menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa sekaligus kontribusi positif yang dirasakan langsung oleh warga Daerah Desa Pagersari. Semangat gotong-royong dan kebersamaan yang terjalin diharapkan menjadi kenangan yang tak terlupakan serta inspirasi bagi generasi mendatang.